welcome to blog putra toraja

Senin, 18 Maret 2013

PALLAWA




   Dahulu kala seorang lelaki dari Gunung Sesean bernama "Tomadao" bertualang. Dalam petualangallnya ia bertemu dengan seorang gadis dari gunung Tibembeng bernama "Tallo Mangka Kalena". Mereka kemudian menikah dan bermukim di sebelah timur desa Palawa' sekarang ini yang bernama Kulambu. Dari perkawinan ini lahir seorang anak laki-laki bernama Datu Muane' yang kemudian menikahi seorang wanita bernama Lai Rangri'. Kemudian mereka beranak pinak dan mendirikan sebuah kampung yang sekaligus berfungsi sebagai benteng pertahanan. Apabila ada peperangan antara kampung dan ada lawan yang menyerang dan dikalahkan/dibunuh, maka darahnya diminum dan dagingnya dicincang dan disebut Pa'lawak. Pada pertengahan abad ke 11 berdasarkan musyawarah adat disepakati mengganti nama Pa'lawak menjadi Palawa'. Palawa' sebagai suatu kompleks perumahan adat. Dan bukan lagi daging manusia yang dimakan, tetapi diganti dgn ayam, dan disebut Pa'lawa' manuk.
Keturuan Datu Muane secara berturut-turut membangun tongkonan di Palawa'.Sekarang ini terdapat sebelas tongkonan (rumah adat) yang urutannya sebagai berikut (dihitung dari sebelah barat):1. Tongkonan Salassa' dibangun oleh Salassa'2. Tongkonan Buntu dibangun oleh Ne' Tatan3. Tongkonan Ne' Niro dibangun oleh Patangke dan Sampe bungin4. Tongkonan Ne' Darre dibangun oleh Ne' Matasik5. Tongkonan Ne' Sapea dibangun oleh Ne' Sapiah6. Tongkonan Katile dibangun oleh Ne' Pipe7. Tongkonan Ne' Malle dibangun oleh Ne' Malle8. Tongkonan Sasana Budaya dibangun oleh Ne' Malle9. Tongkonan Bamba II dibangun oleh Patampang10. Tongkonan Ne' Babu' dibangun oleh Ne' Babu'11. Tongkonan Bamba I dibangun oleh Ne' Ta'pare
Sebagaimana layaknya tongkonan di Tana Toraja, maka tongkonan Palawa' juga memiliki rante yang disebut Rante Pa'padanunan dan liang tua (kuburan batu) di Tiro Allo dan Kamandi. Selain Tongkonan juga dibangun lumbung atau alang sura' (tempat menyimpan 
Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao

1 komentar: