welcome to blog putra toraja

Senin, 18 Maret 2013

WISATA KAMBIRA (kuburan bayi)







Obyek wisata satu ini sangat unik, karena jenazah bayi yang sudah meninggal dimasukkan ke batang pohon. Sebelum jenazah dimasukkan ke dalam batang pohon, terlebih dahulu batang pohon itu dilubangi, dengan ketentuan lubang tidak boleh menghadap ke arah kediaman keluarga yang meninggal. Mayat bayi lalu diletakkan ke dalam, dan ditutupi dengan serat pohon dari bahan pelepas enau (kulimbang ijuk). Pengunjung yang bertanda di perkampungan ini, bisa melihat langsung kuburan para bayi yang dimakamkan di atas pohon. Pohon tersebut bernama Tarra, pohon yang menyerupai pohon buah sukun dengan lingkaran batang pohon sekitar 3,5 meter. Pohon ini telah berumur sekitar 300 tahun dan tersimpan puluhan jenazah bayi berusia 0-7 tahun di dalamnya. Obyek wisata Kambira berada di Kampung Kambira, Kecamatan Sangalla, sekitar 20 km dari Kota Rantepao. Saat ini pohon tempat menyimpan mayat bayi tersebut sudah tidak digunakan lagi. Namun pohon Tara tersebut masih terlihat tegak berdiri, sehingga menjadi data tarik yang banyak dikunjungi wisatawan lokal mau pun mancanegara

Kambira, Pohon Pemakaman Bayi
BAYI punya pemakaman unik. Mereka yang meninggal sebelum memiliki gigi akan dikuburkan di dalam sebatang pohon. Orang Toraja memilih pohon khusus berjenis kayu tarra' yang rimbun dan tinggi menjulang. Inilah Kambira.


Lokasi ObyekK ambira
Terletak di Desa/Lembang Buntu, Sangalla, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia. Berjarak sekitar 23 kilometer sebelah selatan kota Rantepao atau 9 kilometer sebelah barat kota Makale.

Gambaran umum
Bayi yang meninggal diletakkan dalam keadaan berlutut menghadap keluar dan dibalut kain putih. Lubang-lubang yang dibuat dengan cara memahatnya itu kemudian ditutup dengan ijuk. Pohon tarra merupakan jenis pohon yang besar dengan garis lingkar mencapai delapan meter.

Pemakaman bayi ke dalam batang pohon ini diiringi dengan prosesi adat, termasuk dengan memotong seekor babi jantan yang berwarna hitam. Lubang-lubang itu selalu berlawanan arah dari perkampungan karena demikianlah aturan adatnya. Uniknya, kendati berisi mayat, situs itu tidaklah berbau busuk.

Akses Kambira
Dapat diakses dari Rantepao maupun Makale dengan kendaraan pribadi, atau fasilitas transportasi hotel.


Tarif
Untuk masuk lokasi situs ini, wisatawan dikenai biaya sebesar Rp 5.000 sebagai kontribusi untuk perawatan

1 komentar: